Pekalongan, Jawa Tengah – Wakil Bupati Pekalongan turut hadir dalam acara tradisi Legenonan, yang digelar di alun-alun kota pekalongan, Sabtu lalu. Kegiatan ini menjadi momentum budaya dan ekonomi karena masyarakat menampilkan tradisi menabung secara kolektif untuk memperkuat ekonomi lokal sekaligus menjaga nilai-nilai budaya yang telah diwariskan turun-temurun.
Sejarah dan Makna Tradisi Legenonan
Tradisi Legenonan merupakan kearifan lokal masyarakat Pekalongan yang mengajarkan pentingnya menabung dan saling membantu antarwarga. Setiap warga yang ikut serta biasanya membawa tabungan dalam bentuk uang atau hasil panen, yang dikumpulkan dan dikelola bersama.
Menurut sejarah, Legenonan muncul sebagai cara masyarakat memperkuat solidaritas sosial dan stabilitas ekonomi di tingkat kampung atau kelurahan. Selain itu, tradisi ini juga menjadi media edukasi finansial bagi generasi muda, mengajarkan mereka disiplin menabung sejak dini.
Kegiatan Acara Legenonan
Acara Legenonan di Pekalongan berlangsung dengan suasana meriah dan penuh kekeluargaan. Wakil Bupati hadir untuk memberikan sambutan dan apresiasi kepada masyarakat yang tetap melestarikan tradisi ini.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menekankan bahwa tradisi menabung secara kolektif tidak hanya bermanfaat secara individu, tetapi juga memperkuat ekonomi daerah. Ia mendorong masyarakat untuk terus mengikuti kegiatan positif ini sebagai bagian dari budaya lokal dan strategi pengembangan ekonomi lokal.
Selain pengumpulan tabungan, acara ini juga diisi dengan:
- Pertunjukan seni tradisional, seperti tari dan musik lokal.
- Pameran produk UMKM, untuk mempromosikan hasil produksi masyarakat Pekalongan.
- Diskusi dan edukasi menabung, agar masyarakat memahami pengelolaan keuangan yang baik.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Tradisi Legenonan memiliki dampak positif terhadap ekonomi lokal, antara lain:
- Meningkatkan literasi finansial masyarakat, khususnya generasi muda.
- Mendorong usaha kecil dan menengah (UMKM) melalui pameran produk lokal.
- Membangun solidaritas sosial antarwarga, sehingga membantu masyarakat yang membutuhkan.
- Meningkatkan kapasitas tabungan komunitas, yang dapat digunakan untuk proyek ekonomi bersama.
Kegiatan ini juga menjadi wadah interaksi antarwarga, memperkuat jaringan sosial, dan memperkenalkan budaya Pekalongan ke wisatawan maupun media lokal.
Respons Warga
Masyarakat yang hadir menyambut tradisi ini dengan antusias. Banyak yang mengaku bangga karena tradisi Legenonan tetap dijaga, meski zaman modern menghadirkan berbagai tantangan. Mereka juga menyadari bahwa menabung kolektif dan partisipasi dalam acara budaya dapat membantu stabilitas ekonomi keluarga dan kampung.
Anak-anak dan remaja yang hadir juga mendapatkan pengalaman edukatif, karena mereka bisa belajar langsung tentang pentingnya menabung dan kerja sama dalam komunitas.
Kesimpulan
Kehadiran Wakil Bupati Pekalongan dalam tradisi Legenonan menegaskan bahwa budaya lokal dan kegiatan ekonomi masyarakat dapat berjalan seiring. Tradisi menabung kolektif ini bukan sekadar ritual, tetapi juga strategi penguatan ekonomi daerah dan pendidikan finansial generasi muda.
Melalui Legenonan, masyarakat Pekalongan mempertahankan identitas budaya, memperkuat solidaritas, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana tradisi lokal dapat berkontribusi bagi kemajuan daerah sekaligus mempererat kebersamaan warga.